KARENA ELECTRICAL ENGINEERING HARUS MENGERTI TENTANG ELEKTRONIKA DAYA
1.
Apa yang dimaksud dengan elektronika daya ?
Jawab
:
Elektronika daya merupakan cabang
ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik
yang dilakukan secara elektronis (William,Jr, 1977). Apabila sebagian besar
bidang elektronika umumnya berkaitan dengan pemrosesan atau pengolahan sinyal,
maka elektronika daya berkaitan dengan pengolahan atau pemrosesan energi
listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan
mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atau arusnya menggunakan
peranti elektronik. Dengan demikian peranti elektronika daya bukan benda
akhir dalam sistem, tetapi merupakan peranti jembatan antara sumber energi listrik
dengan konsumen atau pemakai energi listrik.
2.
Sebutkan macam-macam Thyristor !
Jawab
:
Thyristor termasuk jenis
semikonduktor. Kata Thyristor diambil dari bahasa yunani yang berarti pintu.
Fungsi utama Thyristor adalah sebagai saklar. Thyristor yang sering dipakai ada
tiga, yaitu SCR , DIAC , dan TRIAC .
Seperti FET,Thyristor pun memiliki
bentuk fisik yang mirip dengan transistor
Bentuk fisik Thyristor:
Bentuk fisik Thyristor:
Sedangkan tergantung pada konstruksi
fisiknya dan perilaku turn-on dan
turn-off, thyristor dapat secara umum diklasifikasikan menjadi Sembilan
kategori:
1.SCR
kepanjangan dari Silicon Controlled Rectifier.
SCR berfungsi sebagai saklar arus
searah. Struktur SCR terbentuk dari dua buah junction PNP dan NPN. SCR
mempunyai 3 kaki yaitu Anoda (A) , Katoda(K) dan Gate (G) . Dalam kondisi
normal Antara Anoda dan Katoda tidak menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan
Katoda akan terhubung setelah pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0.6Volt
lebih positif dari Katoda. SCR akan tetap menghantar walaupun trigger pada Gate
telah dilepas. SCR akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah Masukan
tegangan pada Anoda dilepas.
2.
DIAC
Merupakan kepanjangan dari Diode
Alternating Current. DIAC tersusun dari dua buah dioda PN dan NP yang disusun
berlawanan arah. DIAC memerlukan tegangan breakdown yang relatif tinggi untuk
dapat menembusnya. Karena karakteristik inilah DIAC umumnya dipakai untuk
memberi trigger pada TRIAC .
3.Gate-turn-off
thyristor (GTO)
GTO merupakan singkatan dari gate turn-off thyristor dan mulai
dikembangkan dalam tahun 1960-an. Seperti juga SCR, maka GTO merupakan anggota
keluarga thyristor yang dapat di-on-kan dengan menerapkan signal gerbang yang
positif, dan dapat dipadamkan dengan pemberian signal gerbang yang negatif.
4.
Bidirectional triode thyristor (TRIAC)
Kepanjangan dari Triode Alternating
Current. TRIAC dapat digambarkan seperti SCR yang disusun bolak-balik. TRIAC
dapat melewatkan arus bolak-balik. Dalam pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai
saklar AC tegangan tinggi (diatas 100Volt). TRIAC bisa juga disebut SCR
bi-directional. Untuk memberi trigger pada TRIAC dibutuhkan DIAC sebagai
pengatur level tegangan yang masuk.
5.
Reverse-conducting thyristor (RCT)
Merupakan suatu piranti tiristor
yang dapat konduksi dalam arah balik. RCT diadakan karena seringkali adanya
kebutuhanakan jalur arus balik pada beban induktif dan perbaikan kebutuhan
pemadaman (turn-off) pada rangkaian
komutasi. Jadi RCT terkonstruksi dari sebuah tiristor yang memblok balik (reverse blocking) dan sebuah dioda dalam
susunan anti-paralel atau paralel-balik.
6.
Static Induction Thyristor (SITH)
SITH adalah singkatan untuk static induction thyristor. SITH
mengadopsi sifat dari SCR dan GTO, yaitu di-on-kan dengan cara menerapkan
tegangan gerbang yang positif dan meng-off-kannya dengan cara pemberian
tegangan negatif pada gerbang.
7. Light-activated
silicon-controlled rectifier (LASCR)
LASCR merupakan singkatan dari light activated silicon controlled rectifier
dan biasa juga disebut light
triggered thyristor yang artinya tiristor yang diaktifkan oleh radiasi
optik, bukan signal listrik.
8.
FET-controlled thyristor (FET-CTH)
FET-CTH adalah kependekan dari FET-controlled thyristor. Dilihat dari
strukturnya, FET-CTH terdiri dari sebuah MOSFET dan sebuah tiristor. Arus
penyalaan (triggering current) pada
FET-CTH akan dibangkitkan secara internal apabila tegangan yang cukup
diterapkan pada gerbang dari MOSFETnya. FET-CTH mempunyai kecepatan Penyaklaran
yang tinggi.Kelemahan dari FET-CTH adalah tak dapat dipadamkan dengan kontrol
gerbang seperti pada tiristor konvensional (SCR).
9. MOS-controlled
thyristor (MCT)
MCT adalah kependekan dari MOS-controlled thyristor yang artinya
tiristor yang dikontrol oleh MOS (metal
oxide semiconductor). Dalam MCT terdapat dua struktur yang tergabung yakni
tiristor empat lapis dan susunan gerbang MOS. Untuk rangkaian ekivalennya,
struktur tiristor diwakili oleh kombinasi dua transistor sambungan dwi-kutub
(PNP dan NPN) dan struktur gerbang MOS diwakili oleh dua buah MOSFET (kanal-p dan kanal-n).
Cara
kerja thyristor :
Ciri utama thyristor adalah komponen
yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon. Walaupun bahannya sama, namun
struktur P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor
bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch)
daripada sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor.
Struktur dasar thyristor adalah
struktur 4 layer PNPN. Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua
struktur junction PNP dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar (b)
di atas. Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung
pada masing-masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor
Q1 dan Q2.
Terlihat di sini kolektor transistor
Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor transistor Q2
tersambung pada base transistor Q1. Rangkaian transistor yang demikian
menunjuk-kan adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Seperti yang kita
ketahui bahwa IC = ß. IB, atau arus kolektor adalah penguatan dari arus base.
Jika, misalnya, ada arus sebesar IB
yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada arus IB yang mengalir pada
kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base IB pada transistor Q1,
sehingga akan muncul penguatan pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor
transistor Q1 tidak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian
seterusnya sehingga makin lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah
akan mengecil dan hilang yang tertinggal hanyalah lapisan P dan N di bagian
luar.
Jika keadaan ini tercapai, maka
struktur ini merupakan struktur dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal.
Pada saat yang demikian, thyristor disebut dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan
arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.
Bagaimana kalau pada thyristor ini
kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan dari nol sampai tegangan
tertentu seperti pada gambar di bawah? Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan
dinaikkan dari nol? Ya, betul. Tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan
N-P yang ada di tengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat
ini thyristor disebut dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa
mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu
tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan
hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown. Pada saat itu arus mulai dapat
mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya. Tegangan ini disebut
tegangan breakover (Vbo).
3.
Persyaratan apa yang menyebabkan thyristor mengalirkan arus (turn on) ?
Jawab
:
Thyristor menjadi ON pada saat
thyristor mulai konduksi. Arus yang terjadi pada saat thyristor konduksi, dapat
disebut sebagai arus genggam (IH =
Holding Current) yang mempertahankan Thyristor tetap ON, jika arus forward dari anoda menuju katoda harus
berada di atas parameter ini. Arus IH
ini cukup kecil yaitu dalam orde miliampere. Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai
keadaan ON maka selamanya akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short
ke katoda.
Persyaratan yang dapat menyebabkan
thyristor mengalirkan arus ( turn on ) juga dapat dicapai dengan salah satu
langkah berikut:
1.
Dv/dt
Jika kecepatan peningkatan tegangan
anode – katode cukup tinggi, arus pengisian kapasitor sambungan mungkin cukup
untuk membuat thyristor on. Nilai arus pengisian yang tinggi dapat merusak
thyristor; dan devais harus diproteksi melawan dv/dt yang tinggi. Manufaktur
pembuat thyristor akan menentukan berapa besar dv/dt yang dapat ditangani oleh
suatu thyristor.
2.
Arus gerbang
Jika suatu thyristor diberi tegangan
bias forward, injeksi arus gerbang dengan menerapkan gerbang positif antara
terminal gerbang dan katode akan dapat menbuat thyristor on. Ketika arus
gerbang ditingkatkan, tegangan forward blocking akan menurun.
3.
Panas
Jika suhu thyristor cukup tinggi,
akan terjadi peningkatan jumlah pasangan electron – hole, sehingga arus bocor
semakin meningkat. Peningkatan ini akan menyebabkan α1 dan α2
meningkat. Karena aksi regenerative (α1 + α2) akan menuju
ke nilai satuan dan thyristor mungkin akan on. Cara ini dapat menyebabkan
thermal runaway dan biasanya dihindari.
4.
Cahaya
Jika cahaya diizinkan mengenai
sambungan thyristor, pasangan electron – hole akan meningkat; dan thyristor
mungkin akan on. Cara ini dilakukan dengan membiarkan cahaya mengenai silicon
wafer dari thyristor.
5.
Tegangan tinggi
Jika tegangan forward anode ke
katode lebih besar dari tegangan maju breakdown VBO, arus bocor yang
dihasilkan cukup untuk membuat thyristor on. Cara ini merusak dan harus
dihindari.
4.
Bagaimana thyristor dapat turned off ?
Jawab
:
Thyristor yang berada dalam keadaan
on dapat dimatikan dengan mengurangi arus maju ke tingkat di bawah arus holding
IH. Ada beberapa variasi
teknik untuk membuat thyristor off. Pada semua teknik komutasi, arus anode
dipertahankan di bawah arus holding cukup lama, sehingga semua kelebihan
pembawa muatan pada keempat layer dapat dikeluarkan. Akibat dua sambungan pn, J1
dan J3, karakteristik turn – off akan mirip dengan pada diode,
berkaitan dengan waktu pemulihan reverse trr dan arus pemulihan
reverse puncak IRR. IRR dapat lebih besar daripada arus
blocking baik nominal. Pada rangkaian converter line commutated yang tegangan
masukannya bersifat bolak – balik, tegangan balik muncul pada thyristor
seketika setelah arus maju menuju ke nol. Tegangan balik ini akan
mengakselerasi proses turn – off dengan membuang semua kelebihan muatan dari
sambungan pn J1 dan J3.Sambungan pn dalam J2
akan memerlukan waktu yang dikenal sebagai recombination
time trr untuk merekombinasikan kelebihan pembawa muatan.
Tegangan balik negative akan dapat mengurangi waktu rekombinasi ini. Trr
bergantung pada magnitude dari tegangan balik.
5.
Apa yang dimaksud dengan komutasi sendiri (line commutated)?
Jawab
:
Thyristor dapat mejadi OFF jika
terdapat rangkaian eksternal (external crcuit) yang menyebabkan anoda menjadi
bias negatif (negatively biased) dan
dikenal dengan metode natural. Pada komutasi sendiri tegangan masukannya
bersifat bolak – balik, tegangan balik muncul pada thyristor seketika setelah
arus maju menuju ke nol.
6.
Apa yang dimaksud dengan komutasi paksa (forced commutated)?
Jawab
:
Pada beberapa penggunaan pensaklaran
(switching) thyristor kedua untuk
pengosongan kapasitor di katoda pada thyristor pertama. Metode ini dikenal
dengan komutasi paksa (forced commutated).
7.
Apa perbedaan antara thyristor dan triac?
Jawab
:
Thyristor mempunyai 3 kaki yaitu
Anoda (A), Katoda(K) dan Gate (G). Dalam kondisi normal Antara Anoda dan Katoda
tidak menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan Katoda akan terhubung setelah
pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0.6Volt lebih positif dari Katoda.
Thyristor akan tetap menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas.
Thyristor akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah masukan tegangan
pada Anoda dilepas.
TRIAC kepanjangan dari TRIode
Alternating Current. TRIAC dapat digambarkan seperti Thyristor (SCR) yang
disusun bolak-balik. TRIAC dapat melewatkan arus bolak-balik. Dalam
pemakaiannya TRIAC digunakan sebagai saklar AC tegangan tinggi (diatas
100Volt). TRIAC bisa juga disebut SCR bi-directional. Untuk memberi trigger
pada TRIAC dibutuhkan DIAC sebagai pengatur level tegangan yang masuk.
Maka dapat disimpulkan bahwa
perbedaan mendasar dari Thyristor dan Triac adalah :
Thyristor bersifat uni-directional
(satu arah), karena ketika ON hanya bisa melewatkan arus satu arah saja, yaitu
dari anoda menuju katoda.Sefangkan TRIAC dapat bersifat konduktif dalam dua
arah dan biasanya digunakan untuk pengendalian fasa ac (contohnya: controller
tegangan ac). Hal tersebut dapat dianggap sebagai dua buah SCR tersambung
secara antiparalel. Karena TRIAC merupakan bidirectional,
terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai anode / katode.
8.
Apakah yang dimaksud dengan converter?
Jawab:
Konverter daya adalah mengkonversi
energi listrik dari satu bentuk ke bentuk lain, konversi Antara AC dan DC , atau hanya mengubah tegangan atau frekuensi , atau beberapa
kombinasinya. Converter adalah sebuah
Listrik atau perangkat elektromekanis untuk konversi energi listrik. Seperti
transformator mengubah tegangan dari AC listrik. Istilah lain juga
bisa merujuk seperti mesin Listrik yang digunakan mengkonversi salah satu
frekuensi dari arus bolak-balik frekuensi
menjadi lain.
1.
Konverter AC – DC (Rectifier), yakni suatu rangkaian yang mengubah
tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah (DC) tetap/ diatur.
2.
Penyearah terkendali (konverter AC-DC), yakni suatu rangkaian yang mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC yang dapat dikendalikan/ diatur.
3.
Pengatur tegangan arus bolak-balik (konverter AC-AC), yakni suatu rangkaian yang dapat
mengubah tegangan AC tetap menjadi tegangan AC yang dapat dikendalikan/ diatur.
4.
Pemangkas arus searah (chopper DC), yakni suatu rangkaian yang digunakan
untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan DC yang dapat
dikendalikan/diatur.
5.
Inverter (konverter DC-AC), yakni suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber
tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur.
Konversi daya seperti pada
kebanyakan catu daya, converter, inverter, dc-dc power supply, regulator dsb,
membutuhkan analisa yang rumit. Converter merubah tegangan atau arus input
menjadi tegangan atau arus output yang berbeda, dc-dc converter merubah level
tegangan input dc menjadi level tegangan output dc yang berbeda sedangkan
inverter merubah besaran tegangan dc menjadi besaran tegangan ac. Dalam
kenyataan di lapangan, pengaturan tegangan yang besar seperti pada power
elektronika diterapkan dc-dc converter.
9.
Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke dc?
Jawab:
Rangkaian penyearah diode mengubah
tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan masukan ke penyearah dapat
bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
•
Penyearah setengah gelombang,
satu phasa
Sebuah penyearah merupakan rangkaian
yang mengkonversikan sinyal AC menjadisinyal satu arah. Diode banyak digunakan
pada penyearah. Penyearah setengahgelombang satu fasa merupakan jenis yang
sederhana tetapi tidak biasa digunakan pada aplikasi industri. Namun demikian,
penyearah ini berguna untuk memahami prinsip dari operasi enyearah.
Selama tegangan masukan memiliki
siklus setengah positif, diode D1 berkonduksi dan tegangan masukan muncul
melalui beban. Selama teganganmasukan memiliki siklus setengah negatif, diode
pada kondisi tertahan (blocking condition) dan tegangan keluarannya nol.
Bentuk gelombang untuk tegangan masukandan keluaran.
•
Penyearah gelombang penuh, satu phasa
Rangkaian penyearah gelombang penuh
dengan trafo tap tengah (a). Tiap bagian trafo dengan diode yang
berhubungan berfungsisebagai penyearah setengah gelombang. Keluaran penyearah
gelombang penuh ditunjukkan pada gambar (b) di bawah. Karena tidak ada arus dc
yang mengalir melaluitrafo maka tidak ada masalah saturasi dc pada inti trafo.
10.
Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke ac?
Jawab:
Suatu rangkaian yang dapat mengubah
tegangan AC tetap menjadi tegangan AC yang dapat dikendalikan/ diatur.
Fungsinya mengubah energi listrik
arus bolak balik dengan tegangan dan frekuensi tertentu menjadi arus bolak
balik dengan tegangan dan frekuensi yang lain. Ada dua jenis konverter AC,
yaitu:
• pengatur tegangan AC (tegangan berubah, frekuensi konstan)
• cycloconverter (tegangan dan frekuensi dapat diatur).
• pengatur tegangan AC (tegangan berubah, frekuensi konstan)
• cycloconverter (tegangan dan frekuensi dapat diatur).
Contoh: tegangan AC 220 V dan
frekuensi 50 Hz menjadi tegangan AC 110 V dan frekuensi yang baru 100 Hz.
11.
Bagaimana prinsip kerja dari konversi DC-DC?
Konverter
DC-DC (Chopper)
Suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan DC yang dapat
dikendalikan/diatur.
Listrik arus searah diubah menjadi
arus searah juga namun dengan besaran yang berbeda.
Contoh: Listrik DC 15V dengan
komponen elektronika diubah menjadi listrik DC 5V.
12.
Bagaimana prinsip kerja dari konversi DC-AC?
Konverter
DC-AC (Inverter)
Suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC yang dapat
dikendalikan/diatur.
Fungsinya mengubah listrik arus
searah menjadi listrik arus bolak-balik pada tegangan dan frekuensi yang dapat
diatur.
Contoh: Listrik DC 12 V dari
akumulator dengan perangkat inverter diubah menjadi listrik tegangan AC 220V,
frekuensi 50 Hz.
13.
Tahap – tahap yang diperlukan dalam merancang peralatan ELDA ?
- Menentukan komponen – komponen
yang akan kita gunakan dalam perancangan alat yang akan kita buat beserta
karakteristik atau besarannya.
- Menentukan faktor – faktor
kualitas dari komponen – komponen yang akan digunakan.
- Merancang rangkaian schematik
dalam perancangannya.
- Merealisasikan schematik dengan
rangkain seperti yang kita inginkan.
14.
Apa yang dimaksud efek peripheral dari peralatan ELDA?
Suatu cara dalam perancangan
Elektronika untuk meningkatkan kegunaannya. Biasanya dengan menambah device
lain pada alat elektronika tersebut.
15.
Apa perbedaan GTO dengan Thyristor??
Thyristor mempunyai 3 kaki yaitu
Anoda (A), Katoda(K) dan Gate (G). Dalam kondisi normal Antara Anoda dan Katoda
tidak menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan Katoda akan terhubung setelah
pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0.6Volt lebih positif dari Katoda.
Thyristor akan tetap menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas.
Thyristor akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah masukan tegangan
pada Anoda dilepas.
GTO merupakan komponen elektronika daya yang memiliki tiga
terminal, yaitu: anoda, katoda, dan gerbang (gate). Semikonduktor daya ini
termasuk dalam keluarga thyristor. Dalam rangkaian elektronika daya, GTO
dioperasikan sebagai sakelar. karakteristik ideal GTO jika dioperasikan sebagai
sakelar. Seperti SCR, GTO akan konduksi (ON) jika potensial pada anoda lebih
positif daripada potensial pada katoda dan pada terminal gerbang dialirkan
pulsa arus positif dan akan terus ON. GTO akan OFF jika terminal gerbang dan
katoda diberi tegangan yang lebih negatif atau dialiri pulsa arus negatif.
16. Mengapa
Catu Daya Switching lebih efisien dibanding catu daya linear? Untuk daya
berapa?
Jika
dianalogikan dalam pengisian wadah dengan air, teknologi SMPS menerapkan pengisian
air on demand (jika wadah sudah penuh keran dimatikan dan sebaliknya),
sedangkan LPS menerapkan pengisian air kontinyu (tidak peduli wadah telah penuh
atau kosong air akan menyala terus). Dari analogi tersebut jelas SMPS akan
lebih efisien dalam penggunaan air dibanding LPS.
Ya,
teknologi SMPS lebih efisien dalam proses regulasi energi listrik dibandingkan
LPS. Konsekuensinya energi yang diboroskan oleh perangkat SMPS akan lebih
rendah, yang berakibat panas perangkat yang lebih rendah pula. Efisiensi dari
teknologi SMPS dapat mencapai 90%, yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan
LPS hanya 50% - 60%.
Keunggulan
dari SMPS menyebabkan adopsi teknologi ini sangat pesat, hampir seluruh
perangkat elektronik rumahan saat ini memanfaatkan SMPS. Perangkat mobile juga
mendapatkan keuntungan yang sangat besar, karena ketahanan penggunaan baterai
lebih baik dibanding LPS.
17. Apa yang dimaksud dengan duty
cycle??
Duty cycle adalah proporsi waktu dimana komponen, perangkat,
atau sistem dioperasikan. Siklus tugas dapat dinyatakan sebagai rasio atau
persentase. Misalkan drive disk beroperasi selama 1 detik, kemudian dimatikan
untuk 99 detik, kemudian dijalankan selama 1 detik lagi, dan seterusnya. Drive
berlangsung selama satu dari 100 detik atau 1 / 100 dari waktu, dan siklus
tugasnya 1 / 100 atau 1 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar